Cara Nulis Copywriting dan Content Marketing yang Bikin Orang Klik

Cara Nulis Copywriting dan Content Marketing yang Bikin Orang Klik

Jujur aja, awalnya gue ngerasa copywriting itu cuma soal bikin headline keren dan nambah emotikon biar kelihatan santai. Gue sempet mikir: “Kalau kata-katanya puitis, orang bakal klik, kan?” Ternyata enggak segampang itu. Copywriting yang efektif muncul dari gabungan riset, empati, dan susunan kata yang jelas. Di tulisan ini gue bakal berbagi panduan praktis—gaya ngobrol, bukan kuliah—biar kamu bisa nulis copy dan konten yang nggak cuma dibaca, tapi juga memicu aksi.

Langkah Praktis: Dari Risetek sampai CTA (informasi)

Mulai dari riset. Siapa audiensmu? Apa sakitnya mereka? Apa yang bikin mereka nggak bisa tidur malam? Jawaban-jawaban itu adalah bahan bakar tulisanmu. Catet kata-kata yang mereka pakai ketika bicara tentang masalah itu—itu yang harus kamu pakai dalam copy.

Setelah riset, bikin struktur sederhana: lead (buka perhatian), body (tunjukkan solusi), social proof (bukti bahwa ini works), dan CTA (ajak bertindak). Contoh kecil: bukanya dengan fakta atau cerita singkat, terus jelasin manfaat yang konkret, tunjukkan testimoni singkat, lalu minta mereka klik atau daftar sekarang juga.

Penting juga soal headline. Headline itu janji pertama. Kalau janji itu menarik, orang akan lanjut baca. Tapi hati-hati: jangan bikin janji yang nggak bisa kamu tepati. Gue pernah lihat headline bombastis yang bikin orang kecewa—itu cara cepat buat kehilangan trust.

Pandangan Pribadi: Emosi Lebih Kuat daripada Fitur (opini)

Menurut gue, orang lebih peduli sama bagaimana produk atau layanan itu bikin mereka merasa, bukan sekadar fitur teknis. Contoh: bukannya bilang “baterai 5000mAh”, coba bilang “laptop yang tahan seharian kerja tanpa panik cari colokan”. Lebih konkret, lebih relatable, lebih clickable.

Jadi, tulis dengan bahasa yang nyambung. Kadang kita kepedean pakai istilah teknis biar kelihatan paham. Padahal yang bikin orang klik dan beli itu bahasa yang menggambarkan transformasi mereka. Gue sering memakai teknik storytelling mini: gambarkan kondisi sebelum dan sesudah menggunakan solusi. Biar otak pembaca bisa ngebayangin perubahan.

Trik dan Jurus Rahasia yang Agak Receh Tapi Efektif (sedikit lucu)

Oke, ini bagian yang suka gue sebut “jurus receh tapi manjur”. Pertama: pake angka spesifik. Misal “naik 37% penjualan” lebih terasa nyata daripada “penjualan meningkat drastis”. Kedua: pake kata-kata yang memicu curiosity, tapi jangan clickbait. Kurang lebih seperti: “3 kesalahan sepele yang bikin emailmu nggak dibuka”—simple, jelas, dan bikin penasaran.

Ketiga: micro-commitments. Minta pembaca melakukan sesuatu kecil dulu, misalnya download checklist gratis. Setelah mereka ngelakuin itu, kemungkinan besar mereka akan melakukan aksi yang lebih besar nantinya. Gue sempet nyoba strategi ini waktu promosi newsletter, dan engagement-nya naik signifikan.

Praktik Baik dan Sumber Belajar (sedikit saran)

Latihan terus-terusan itu kuncinya. Tulis headline tiap hari, coba variasi tone, dan baca hasilnya di metrics: CTR, time on page, konversi. Jangan takut buat A/B testing—kadang kata yang menurut kita receh malah performnya luar biasa.

Kalau kamu butuh referensi yang lebih mendalam, gue sering belajar dari beberapa copywriter yang gaya dan pendekatannya jelas. Salah satu sumber yang sering gue kunjungi adalah williamthomascopy, isinya banyak contoh dan teknik yang mudah dipraktikkan.

Terakhir, ingat: tulisan yang “bikin orang klik” bukan hanya soal teknik menulis. Itu soal integritas, empati, dan konsistensi. Buat janji yang bisa kamu tepati, bantu pembaca dengan solusi nyata, dan terus adaptasi berdasarkan feedback. Kalau kamu bisa gabungin itu semua, klik bukan cuma datang—tapi orang juga bakal balik lagi.

Leave a Reply